Archive for Februari, 2009
Situs Patiayam
Patiayam adalah situs purba di Pegunungan Patiayam yang terletak di Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus. Letaknya sekitar 15 kilometer timur Kudus.
Menurut penelitian paleontologi vertebrata, Bukit Patiayam adalah bukit yang secara morfologi merupakan sebuah kubah (dome) dengan ketinggian 350 meter di atas permukaan laut. Di bukit ini terdapat batuan berumur plestosen yang mengandung fosil vertebrata dan manusia purba homo erectus.
Fauna vertebrata dan manusia purba plestosen sampai di Indonesia setelah mengalami migrasi dari Afrika, melalui daratan Asia pada masa glasial dan interglasial. Saat itu permukaan laut meningkat tajam sehingga menenggelamkan sebagian wilayah Indonesia.
Padahal, pada tahun 1979, Dr Yahdi Yaim dari Geologi Institut Teknologi Bandung (ITB), telah menemukan sebuah gigi pra-geraham bawah dan tujuh pecahan tengkorak manusia.
Lalu ditemukan pula sejumlah tulang belulang binatang purba, seperti Stegodon trigono chepalus (sejenis gajah purba), Elephas sp (juga jenis gajah), Cervus zwaani dan Cervus lydekkeri Martin (sejenis rusa), Rhinoceros sondaicus (badak), Sus brachygnatus Dubris (babi), Felis sp (macan), Bos bubalus palaeoharabau (kerbau), Bos banteng paleosondicus (banteng), dan Crocodilus sp (buaya). Semua itu ditemukan dalam lapisan batu pasir tufoan (Tuffaceous sandstones).
Menurut Prof Dr Sartono dan kawan-kawan, temuan tersebut merupakan jenis litologi dari formasi Slumprit (bagian dari Bukit Patiayam) yang terbentuk pada Kala Plestosan Bawah. Atas dasar itulah, umur fosil yang ditemukan Yahdi antara 1 juta hingga 700.000 tahun lalu.
Menurut catatan Kompas, April 1981, Tim Pusat Penelitian dan Penggalian Benda Purbakala Yogyakarta menemukan dua gading gajah purba berukuran panjang 2,5 meter dan berdiameter 15 sentimeter di Bukit Patiayam, wilayah Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati. Fosil ini diperkirakan berumur 800.000 tahun.
Selain itu, tim juga menemukan fosil kepala dan tanduk kerbau, dua gigi babi, banteng, kambing, rusa, badak, buaya, dan kura-kura. Dengan ditemukannya fosil-fosil itu, tim peneliti menyimpulkan Bukit Patiayam semula merupakan sebuah sungai dengan lebar 50 meter hingga 200 meter, sedikit rawa dan padang rumput (Kompas, 6 April 1981).
Setahun kemudian, tepatnya akhir November 1982, Sukarmin menemukan dua gading gajah di Gunung Nangka (bagian dari Bukit Patiayam), Desa Terban, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus.
Gading pertama berukuran panjang 3,17 meter dan gading kedua berukuran panjang 1,44 meter. Kedua gading gajah ini sekarang tersimpan di museum Ronggowarsito Semarang.
Pada kurun waktu yang sama, Kepala Seksi Kebudayaan Dinas Pendidikan Kabupaten Kudus Soetikno juga menemukan fosil gading gajah di petak 22 Gunung Slumprit (juga bagian dari Bukit Patiayam).
Menurut tim peneliti Balai Arkeologi Yogyakarta yang dipimpin Harry Widianto dengan anggota Muhammad Hidayat dan Baskoro Daru Tjahjono yang melakukan penelitian di Situs Patiayam, 16-17 November 2005, situs ini sudah dikenal sejak lama sebagai situs hominid (manusia purba) di Indonesia. Situs hominid lainnya adalah Sangiran, Trinil, Kedungbrubus, Perning Mojokerto, Ngandong, dan Ngawi.
Sentra Industri Skala Besar
Sesuai dengan Peraturan Daerah nomor : 08 tahun 2003, tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW ), Kecamatan Jekulo ditetapkan sebagai kawasan industri, karena itu sangat wajar banyak terdapat industri besar di wilayah ini. Industri-industri tersebut antara lain :
-
Rokok, eksistensinya terlihat dengan keberadaan 2 Brak PT DJARUM KUDUS di Desa Bulungcangkring dan Desa Terban serta beberapa Industri Rokok lainnya di wilayah Kecamatan Jekulo.
-
Kertas, terlihat dengan keberadaan PT PURA NUSA PERSADA dan PT ENGGAL SUBUR KERTAS di Desa Terban.
Selain itu beberapa perusahaan besar juga terdapat di wilayah Kecamatan Jekulo antara lain PT Solo Roda (industri pengolahan plastik dan karung), PT Kudus Karya Prima (industri pengolahan kayu) serta masih banyak lagi perusahaan yang didirikan di wilayah ini. Keberadaan banyaknya industri besar di wilayah ini memberikan pengaruh yang baik dalam penyerapan tenaga kerja dan partisipasi dalam pembangunan, serta yang paling penting adalah membuktikan bahwa wilayah Kecamatan Jekulo sangat menarik bagi investor untuk menanamkan modalnya.
Wisata
Potensi pariwisata yang dikembangkan di wilayah Terban adalah Situs Patiayam, dimana di daerah tersebut banyak ditemukan fosil-fosil peurbakala dan bersejarah yang tentunya dapat menarik wisatawan jika dikelola dengan baik, oleh karena itu saat ini Pemerintah Kabupaten kudus melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan terus mengembangkan aset daerah ini agar pada masa mendatang dapat memberi kontribusi lebih bagi masyarakat setempat. Gamabr di bawah ini merupakan Pegunungan Patiayam. Di sana terdapat gading gajah purba, gigi geraham Homo erectus
Pertanian
di bidang pertanian, Desa Terban paling banyak menghasilkan tebu. Sebagian besar masyarakat desa Terban menyetorkan hasil tebunya di Pabrik Gula rendeng. Setelah itu diikuti jagung dan padi
Fasilitas Pendidikan
Sarana pendidikan yang tersedia terdiri dari
Sejalan dengan wajib belajar 9 tahun, Pemerintah dan Masyarakat Desa Terban sangat mendukung kesuksesannya. Masyarakat sadar akan pentingnya pendidikan bagi Anak. Sehingga dari 788 Anak usia sekolah pada Tahun 2006 terdapat 7 Anak yang putus sekolah dan 785 Anak pada Tahun 2007 terdapat 5 Anak putus sekolah, Adapun prasarana pendidikan yang memadai yaitu :
-
SekoJah Dasar ( SD ) SejumJah 5 (lima) Unit
-
TK Pertiwi dan TPQ sejumlah 7 (tujuh) Unit
-
Madrasah Ibtidaiyah sejumlah 2 (dua) Unit
Bidang Kesehatan
Sarana dan Prasarana bidang kesehatan yang ada di Desa Terban antara lain berupa :
-
Posyandu terdapat : 6 Posyandu
Jumlah tenaga kesehatan di Desa Terban tergolong masih sangat minim karena belum ada Dokter Desa; selama ini penanganan kesehatan dilakukan oleh tenaga medis yang ada, yaitu :
-
Bidan, sejumlah 2 ( dua ) Orang.
-
Perawat sejumlah 1 ( satu ) Orang
Jalan
Di Desa Terban terdapat dua penggolongan status jalan yaitu jalan desa dan jalan antar desa/kecamatan dengan panjang keseluruhan 29 km. Kondisi masing-masing jalan tersebut adalah sebagai berikut:
Keadaan |
Jalan Desa |
Jalan antar Desa |
||
Baik |
Rusak |
Baik |
Rusak |
|
1. Aspal |
6 km |
6 km |
2.5 km |
2.5 km |
2. Makadam |
3 km |
3 km |
– |
– |
3. Tanah |
3 km |
3 km |
– |
– |
Sarana Perhubugan,
Desa Terban mempunyai Akses jalan masuk dan jalan tembus yang cukup baik karena partisipasi dan peran serta Masyarakat yang rela melepaskan sebagian tanahnya untuk dijadikan jalan tembus; dan salah satu jalan tembus yang baru terealisasi tahoo 2008 adalah jalan yang menghubungkan wilayah pedukuhan Kancilan sepanjang 600 M, dengan Lebar 3 M,
Air
Jenis prasarana irigasi
di Desa Terban terdiri dari irigasi teknis dan non teknis. Panjang masing-masing bagian irigasi adalah sebagai berikut:
Bagian Irigasi |
Panjang / Jumlah |
1. Saluran Primer |
1.250 m |
2. Saluran Sekunder |
1.000 m |
3. Saluran Tersier |
750 m |
4. Pintu Sadap |
3 unit |
5. Pintu Pembagi Air |
3 unit |
Kebutuhan air minum
kebutuhan air minum bersumber dari sumur gali, PAM, Mata air dan sumur pompa. Dari keseluruhan sumber tersebut, dapat mencukupi kebutuhan penduduk setiap tahunnya dan layak untuk dikonsumsi.
Kehutanan
Manfaat Hutan Kota :
-
Untuk memperbaiki miklim mikro , khususnya di perkotaan
-
Untuk kepentingan perekayasaan, yaitu untuk konservasi tanah, air dan pencegahan terjadinya pencemaran udara dan air, peredam kebisingan, ayoman pemakai jalan, dan lain-lain.
-
Untuk kepentingan architektural yaitu untuk pengatur keseimbangan kesatuan, pendukung dan pengaman bangunan.
Adapun luas hutan menurut kepemilikan adalah sebagi berikut:
Kepemilikan |
Luas |
1. Milik negara |
– |
2. Milik adat/masyarakat adat |
– |
3. Perhutani |
256.12 Ha |
Total |
256.12 Ha |
Data Penduduk
Jumlah penduduk desa terban sampai akhir desember 2007 sebanyak 7.335 jiwa terdiri dari:
-
Laki-laki : 3.573 jiwa
-
Perenpuan : 3.760 jiwa
Dengan jumlah keluarga sebannyak 1.785 KK, dan jumlah rumah penduduk 1.209 rumah. Yang sebagian besar merupakan rumah permanen. Mata pencaharian penduduk desa terban sebagian besar adalah petani, buruh tani, buruh perusahaan dan wiraswasta.
Data penduduk menurut usia adalah sebagai berikut:
penduduk usia 15-55 tahun : 4693
penduduk usia 15-55 tahun ibu rumah tangga: 1785
penduduk usia 15-55 tahun masih sekolah: 882
tenaga kerja : 2026
Komentar Terbaru